Suka dan duka, susah dan senang menjadikan hidup penuh warna, penuh rasa dan penuh arti. Untuk menghadapi berbagai keadaan dalam hidup, Yakobus mendorong orang beriman supaya menjadikan pencobaan, tantangan dan pergumulan sebagai sarana bertumbuh dalam iman, berdoa untuk mendapat hikmat, dan tahan uji di segala situasi. Salah satu tantangan dan pergumulan yang tidak dapat kita hindari adalah kematian orang yang kita kasihi. Peristiwa kematian menantang kita untuk belajar menerima kehendak Tuhan walaupun kenyataan hidup berbeda dengan keinginan kita. Kematian memang menyebabkan perpisahan dan dukacita namun dukacita menantang kita untuk tahan uji dan bertekun dalam iman. Dukacita juga dapat menjadi sarana untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam hal iman kepada Allah, kasih kepada sesama juga dalam karya dan pelayanan kita setiap hari. Sebagai orang percaya, kita diajak untuk mengimani bahwa kematian ada dalam kuasa dan rencana Allah. Allah berdaulat baik atas kehidupan maupun kematian. Pembacaan Firman Tuhan ini menghibur dan menguatkan kita untuk bersyukur walaupun mengalami dukacita, untuk tetap berharap dan bergantung pada Allah meskipun ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi. Berkenan dengan pengucapan syukur atas kepergian orang terkasih kita maka Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak berputus asa melainkan hidup bersyukur dan melanjutkan teladan, kerajinan, kasih sayang serta ketekunan yang sudah dilakukan semasa hidup kekasih kita ini. Hendaknya keluarga dan kita semua yang ditinggalkan tapi juga yang bersyukur saat ini, memakai setiap keadaan termasuk dukacita sebagai sarana untuk bertumbuh. Belajarlah dari petatas ubi dan batu. Kita tahu batu dan petatas. Batu dan petatas sama – sama keras. Tapi jika kita merebus petatas dan batu dalam air mendidih. Batu tetap keras sedangkan petatas akan menjadi lembut dan enak dimakan. Ketika berbagai peristiwa hidup membawa kita seolah – olah masuk ke dalam panci air yang mendidih, seperti apakah hidup kita? Apakah kita mau dibentuk seperti petatas, meskipun sebelumnya keras tapi setelah direbus menjadi lembut, harum, nikmat untuk disantap? Apakah kita mau mengalami proses Tuhan untuk menjadi bijak dan matang, hangat dan ramah, tahan uji dan menjadi berkat? Ataukah kita tetap keras dan tidak mengalami perubahan apapun bahkan tetap tinggal dalam dosa seperti batu? Situasi buruk, ujian dan pencobaan justru menghasilkan kematangan iman. Itu adalah suatu kebahagiaan. Tapi Yakobus menegaskan bahwa berbagai – bagai pencobaan yang dimaksud bukanlah pencobaan – pencobaan yang terjadi karena kita melakukan dosa melainkan karena kita melakukan kehendak Tuhan. Orang beriman perlu kepekaan membedakan kehendak Tuhan dan kekuatan untuk melaksanakannya dengan taat. Mau dibentuk dalam ujian ataukah keraskan hati. Memang dalam dukacita dan situasi sedang dicobai, iman kita tergoncang. Surat Yakobus menasihatkan agar kita meminta hikmat Tuhan. Hikmat Tuhan akan menuntun kita untuk tetap fokus pada Tuhan. Jika kita focus pada Tuhan maka situasi apapun yang terjadi dalam hidup kita tidak menggoyahkan iman kita. Kita tetap bersyukur meskipun berduka. Kita tetap menaruh pengharapan kepada Allah sekalipun bersedih. Kita tetap percaya pemeliharaan Allah meskipun orang terkasih kita tidak lagi bersama kita. Fokus kepada Tuhan memampukan kita untuk melihat dan mengalami kebaikan – kebaikan Tuhan di tengah peristiwa tak menyenangkan dalam hidup. Saat kita fokus kepada Tuhan maka kita memiliki sikap pemenang. Ketika berhadapan dengan masalah besar kita tidak berkata “Tuhan, saya sedang mengalami masalah besar”. Tapi kita berkata “Hey, masalah besar, saya punya Tuhan yang lebih besar”. Yakobus katakan “berbahagialah kamu jika mengalami pencobaan” dan itu menghasilkan iman yang tekun dan tahan uji. Selamat bersyukur meskipun berduka. Tuhan memberkati
Yakubpilih kasih terhadap anak -anaknya (kejadian 37:3) Seorang bapak yang baik seharusnya tidak pilih kasih, tidak memeda-bedakan anak. Seharusnya dia mengasihi seluruh anaknya. Oleh karena kecemburuan itu timbullah kebencian diantara anak -anaknya, pertikaian diantara keluarganya. Namun sayangnya yusuf tidak mau ikut campur akan permasalahan Lagu Kidung Jemaat 401 yang kita nyanyikan di awal ibadah ini “Makin Dekat Tuhan” adalah lagu yang dinyanyikan grup musik Hartley sebelum Kapal Titanic, kapal pesiar yang mewah tenggelam karena menabrak sebuah gunung Es tahun 1912. Bapak/Ibu yang pernah menonton Film Titanic mungkin masih mengingat adegan itu. Para musisi memainkan lagu ini untuk menenangkan orang-orang yang ketakutan karena kapal akan tenggelam. Lagu “Makin Dekat Tuhan” menjadi simbol harapan di tengah laut yang dingin, rasa takut pada maut yang menjemput dan gelapnya kematian. Lagu ini mengingatkan para penumpang kapal bahwa Tuhan selalu ada dan menyertai manusia dalam situasi dan kondisi apapun juga. Lagu ini tetap dinyanyikan hingga kapal sepenuhnya tenggelam. Semua anggota grup music Hartley tenggelam bersama Kapal Titanic. Tapi lagu ini menjadi nyanyian pengharapan yang memberi kekuatan saat maut menjemput mereka. Kidung Jemaat 401 ini syairnya ditulis oleh Sarah Flower Adams pada 1841. Namanya Sarah Fuller Flower kemudian menjadi Sarah Flower Adams saat menikah dengan suaminya Wiliiam Adams. Sarah Adams mempunyai cita – cita menjadi seorang aktris top, tapi Tuhan mempunyai rencana yang berbeda untuk hidupnya. Lirik “Makin Dekat Tuhan” ditulis Sarah saat Pendeta di jemaatnya membutuhkan Lagu Pujian yang terkait dengan kisah Yakub seperti dalam pembacaan kita Kejadian 2810-22 16-19. Kisah Yakub yang berjumpa dengan Allah saat hidupnya sedang tertekan. Di Betel, Yakub tidur beratap langit dan berbantal batu yang keras tapi hidupnya jauh lebih keras dari batu yang dipakai sebagai alas kepalanya. Yakub seorang pelarian, sendirian dan nyawanya terancam. Tetapi setelah pengalaman imannya berjumpa dengan Tuhan Yakub sadar bahwa Allah bersamanya bahkan di saat Yakub tidak menyadari dan mengetahui kehadiran Allah itu. Pada ayat 16 Yakub berkata “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini dan aku tidak mengetahuinya”. Dalam hidupnya yang berantakan, Tuhan tidak pernah meninggalkan Yakub sendirian. Sadarlah ia bahwa Tuhan masih dekat padanya seperti dahulu ketika ia ada dalam rumah ayah ibunya. Batu alas kepala itu menjadi batu peringatan dan tempat itu menjadi Betel, Rumah Allah. Pergumulan dan perenungan Sarah erat kaitannya dengan kisah Yakub. Sarah Adams menderita TBC, ia harus berjuang dalam pergumulan antara iman dan kenyataan. Tapi Sarah Adams mengimani bahwa kekuatan dari pergumulannya ia peroleh pada Salib Kristus yang mengangkatnya dari setiap keterpurukan. “Walaupun Saliblah mengangkatku”. Seperti Yakub, Sarah Adams berkomitmen tetap dekat pada Tuhan. “Makin dekat Tuhan” menjadi sebuah proses perjumpaan Sarah dengan Tuhan. Impian Sarah Adams untuk menjadi Aktris hebat harus terhenti karena TBC. Bahkan penyakit itu juga merengutnya dalam usia muda 43 tahun. Sarah Adams tidak menjadi seorang Aktris besar tapi nyanyian Kidung Jemaat yang digubahnya ini menjadi nyanyian yang terkenal dan dinyanyikan Gereja di seluruh dunia sampai saat ini Saat dukacita seperti ini, saat kita baru saja memasuki Tahun 2021 pada anak tangga ke – 2. Keluarga yang berduka dan kita semua menaruh banyak harapan dan rencana dalam hidup kita. Tapi Tuhan menetapkan hal yang berbeda. Seringkali dalam beratnya dukacita, kehilangan orang yang kita kasihi, kita merasa sesak, sedih, pedih bahkan kita tidak menyadari kehadiran Tuhan. Tapi seperti Yakub dan Sarah Adams. Tuhan hadir dalam dukacita keluarga. Ia adalah Tuhan yang mengerti dan peduli semua persoalan di hidup kita. Kehadiran Tuhan menjadi kekuatan bagi Yakub, bagi Sarah Adams, bagi penumpang kapal Titanic, bagi keluarga besar yang berduka dan bagi kita semua. Kehadiran Tuhan menegaskan bahwa janjiNya ya dan Amin. Walaupun salib dukacita ini berat tapi salib Kristus mengangkat kita dari kesedihan, pergumulan dan dukacita. Sesungguhnya peristiwa kematian dan dukacita ini adalah proses Tuhan berjumpa dengan keluarga besar. Sekalipun dukacita ibarat berbantal batu yang keras tapi hidup kita ditenangkan. Almarhum telah mengakhiri hidupnya, rencana dan harapan – harapannya untuk tahun 2021 kandas di tanggal 2 Januari tapi Tuhan telah memakai hidupnya untuk menjadi berkat bagi Keluarga, bagi rekan se profesi dan anak – anak didik bahkan dalam pelayanan Gereja. Hidupnya telah menjadi pujian bagi Tuhan. Oleh sebab itu bagi keluarga dan kita semua, marilah tetap mengimani kasih Tuhan. Tetaplah memuji Tuhan meskipun hati sedih dan remuk. Tuhan selalu dekat. PenyertaanNya sempurna. Ia menggenggam tangan kita sehingga kita tidak tergletak. Walupun semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin besar pula ujian iman. Hidup kita dibentuk ibarat paku, semakin dihantam semakin kuat menancap. Karena semakin dekat dengan Tuhan maka semakin kuat pula kita menjalani dukacita dan semua problem di hidup kita. Batu deritapun kan dibentuk menjadi Betel yang kokoh teguh. Tuhan menghibur dan menguatkan keluarga dan kita sekalian. AMIN. 0535 29 AYAT FIRMAN TUHAN, BAHAN KHOTBAH KEDUKAAN DAN PENGHIBURAN, DAFTAR AYAT-AYAT TEMATIK No comments. 1. "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. ”. 2. 3. “Belajar Menerima Kenyataan” Berita kematian Ayah membuat saya terpukul dan tidak berdaya. Ketika itu, saya 20 tahun mahasiswi semester 5 jurusan Farmasi, adik saya laki-laki berumur 18 tahun dan adik saya perempuan baru duduk di kelas 2 SD. ± sebulan Ayah melawan penyakitnya hingga 30 Desember 2013 Ayah menghembuskan nafas terakhirnya di RS. Ayah orang yang hebat tidak pernah ia mengeluh akan penyakitnya. Dan penuh tanggungjawab. Kepedihan yang sangat mendalam karena ditinggal oleh orang tercinta sungguh tak terlukiskan. Saya sangat kehilangan sosok seorang Ayah!”–Sary. Duka yang menyayat hati. Kematian orang tercinta adalah salah satu pengalaman paling menghancurkan yang dialami manusia. Adakalannya, duka itu sangat menyayat hati dan mungkin timbul perasaan antara lain terpukul, hampa, sedih, dan barangkali bahkan merasa bersalah atau marah. “Saya sangat kehilangan Ayah,” Kata Sulistyani, gadis kecil berusia 8 thn. Saya rindu pelukannya, candanya khasnya. Ia Ayah yang lembut. Ia senang memberi saya Uang saku ke sekolah setiap pagi sebelum Ayah berangkat ke Kantor. Saya tidak bisa melupakan Ayah. Apakah Anda juga pernah kehilangan orang tercinta, enta suami atau istri, anak, teman hidup, kakak atau adik, orang tua, saudara atau sahabat? Bagaimana Anda dapat mengatasi dukacita Anda?. Kebanyakan orang, tidak soal kebudayaan atau agama masing-masing, enggan membicarakan kematian. Untuk menghindari kesan yang tidak mengenakkan itu, beberapa bahasa menggunakan sejumlah ungkapan yang lebih halus. Dalam bahasa Indonesia, ketimbang mengatakan seseorang telah “mati”, orang akan mengatakan ia “sudah meninggal”, “berpulang”, atau “sudah mendahului kita”. Namun, ungkapan yang paling halus pun tidak bisa mengurangi kesedihan hebat yang dirasakan orang yang ditinggal mati oleh orang tercinta. Bagi beberapa orang, kepedihan itu begitu berat sehingga mereka tidak bisa menerima kenyataan yang terjadi. Jika Anda ditinggal mati oleh orang tercinta, boleh jadi Anda pun berjuang untuk menerima kenyataan itu. Mungkin Anda bahkan berupaya tampak tegar, padahal hati Anda hancur. Memang, cara berduka setiap orang berbeda, maka jika Anda tidak terlihat berduka, itu bukan berarti Anda tidak terlihat sedih. Namun, problem bisa timbul jika Anda merasa wajib menyembunyikan perasaan dihadapan orang lain–barangkali anggota keluarga yang sedang berduka. Rumah terasa sepi tanda “dia”. Kesepian barangkali adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi mereka yang kehilangan orang tercinta. Wajarlah jika Anda merasa berat pulang kerumah setiap hari karena sadar bahwa orang yang kita cintai sudah tidak ada. Seringkali kita masuk ke kamar dan menangis sambil melihat fotonya dan mengenang hal-hal yang biasa dilakukan bersama-sama. Tidak soal Anda pedih karena kehilangan anggota keluarga atau teman karib, yakinlah bahwa Anda tidak sendirian. Namun, seperti yang kita lihat, banyak orang telah menemukan cara yang efektif untuk mengatasinya. Tetapi, bagaimana jika kepedihan Anda tak kunjung berakhir dan Anda menjadi letih karena putus asa? pengalaman Anda mirip dengan pengalaman Yakub, pria saleh yang kala diberitahu bahwa putranya Yusuf telah tewas, “tetap menolak untuk dihibur”. Kejadiaan 3735 Kalau begitu, langka praktis apa saja yang bisa Anda ambil agar tidak larut dalam dukacita? Berikut Tips yang bisa saya sering keteman-teman semua lewat pengalam pribadi saya. Perhatikan Diri Sendiri. Kadang, saya merasa sangat lelah dan sepertinya saya sudah tidak tahan lagi. Pernyataan menunjukkan bahwa kepedihan bisa sangat membebani secara fisik dan emosi. Maka Anda sebaiknya memperhatikan betul kesehatan Anda. Beristirahatlah yang cukup, dan santaplah makan yang bergizi. Memang Anda tidak berselera untuk makan, apalagi berbelanja atau memasak. Namun, jika Anda kurang makan Anda bisa gampang terkena penyakit, dan itu justru membuat Anda makin merana. Biarpun sedikit, berusahalah untuk makan secara teratur agar tetap sehat. Jika mungkin, lakukan sedikit gerak badan, meski hanya berjalan. Kegiatan fisik bisa membuat Anda keluar dari rumah. Selain itu, gerak badan yang memadai memicu pelepasan endorfin, senyawa kimia dalam otak yang bisa membuat Anda merasa lebih enak. Terimalah Bantuan dari Orang Lain. Dalam situasi seperti ini, saran dari teman-teman yang bertimbang rasa bisa sangat membantu Amsal 2511. Alkitab melukiskan teman sejati sebagai orang yang “dilahirkan untuk waktu kesesakan” Amsal 1717 Maka, jangan menyendiri karena berpikir bahwa Anda akan jadi bebab bagi orang lain. Sebaliknya, bergaul dengan orang lain bisa membantu Anda melewati masa-masa sulit ini. “Meski Sangat Sedih, Saya Mengambil Alkitab dan Membacanya, Walau Hanya Satu Ayat”–Sary. Jangan Menghapus Kenangan. Berusahalah untuk mengingat berbagai kenangan manis dengan orang tercinta, barangkali dengan membuka album foto. Memang, kenangan itu pada mulanya mungkin menyakitkan. Anda bisa membuat semacam catatan, didalanya anda bisa menulis tentang kenang-kenangan indah bahkan termasuk hal-hal yang ingin Anda katakan kepada orang yang Anda cintai seandainya ia masih menulis apa yang Anda rasakan, Anda bisa berfikir dengan lebih jernih. Menulis juga merupakan cara yang sehat untuk mengungkapkan berbagai perasaan Anda. Ada yang merasa menyimpan barang pribadi almarhum menghambat pemulihan. Yang lain menganggap sebaliknya. “Saya tetap menyimpan barang kepunyaan Ayah”–Sary. Itu cara yang baik untuk pulih!. Andalkan “Allah dalam Segala Penghiburan”. Berdoalah selalu, Doa bukan semacam tongkat penyangga emosi. Itu adalah komunikasi yang nyata dan vital dengan Allah segala penghiburan yang menghibur kita dalam semua kesengsaraan kita’ 2 Korintus 13;4. Firman Allah memberikan penghiburan terbesar bagi semua. Misalnya, saya terhibur dengan kata-kata Yesus kepada Marta setelah kematian Lazarus. Ia berkata kepadanya, Saudaramu akan bangkit’ Yohanes 11;23. Jangan Terus Terpuruk. Jangan merasa bersalah. Ini tidak berarti Anda menghianati orang tercinta dan melupakan dia. Faktanya, Anda takkan pernah melupakan orang yang Anda cintai. Pada saat-saat tertentu, kerinduan Anda mungkin terasa tak tertahankan, tetapi lambat-laun hal ini tidak akan begitu menyesakkan Anda lagi. Berbagai kenangan akan orang tercinta bisa menjadi sarana yang Anda butuhkan untuk terus menjalani kehidupan Anda. Setelah Ayah saya meninggal, kala itu saya bertekat harus menyelesaikan kuliah saya dan membantu Ibu untuk menjaga adik-adikku. Dan menjalani hidup seperti yang ia ajarkan kepada saya. Bagi Anda yang kehilangan orang tua, saya mau bilang Kita tidak akan pernah bisa pulih dari dukacita, tapi jangan terus terpuruk. Kita memang perlu meratap dan berduka, tapi jangan lupa bahwa kita harus menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, dan jangan pernah lupa bahwa kita punya Allah yang Dasyat yang sanggup mengubah dukacita menjadi sukacita. Halleluya…! Saya bangga punya Ayah yang hebat dan luar biasa bagi kami anak-anaknya. Walaupun terasa 44 tahun 5 bulan 18 hari begitu singkat bagi kami, namun satu hal yang membuat saya tidak merasa putus asa karena Tuhan masih memberikan saya Ibu dan Adik-adik yang begitu tegar bahkan punya keluarga dan saudara yang menghibur dan mendoakan kami. Sekarang sudah ± 2 tahun lebih Ayah pergi. Penghargaan terbaik yang bisa saya berikan bagi Ayah sekarang ini, saya sudah bisa menyelesaikan Kulia Sarjana saya dengan predikat yang sangat memuaskan Cum Laude’. Terimakasih Ayah buat suarlelah dan tanggungjawabmu. Kasih, Kehangatan dan Karyamu akan selalu kukenang. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejatera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 2911Kita seperti mereka, akan dapat menanggung kesukaran apa pun dengan iman kepada Yesus Kristus. Iman ini juga memberi kita pengharapan untuk suatu saat ketika “dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.” 7. Iman saya sendiri berawal setelah suatu masa duka. Ayah dan ibu saya adalah peternak domba di Selandia Baru. 8 Mereka menikmati hidup
95% found this document useful 22 votes7K views79 pagesDescriptionbahan khotbahOriginal Title207958547 29 Bahan Khotbah Ibadah Kematian Dan PenghiburanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?95% found this document useful 22 votes7K views79 pages29 Bahan Khotbah Ibadah Kematian Dan PenghiburanOriginal Title207958547 29 Bahan Khotbah Ibadah Kematian Dan PenghiburanJump to Page You are on page 1of 79 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 21 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 28 is not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 33 to 59 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 64 to 65 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 73 to 78 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
KhotbahKematian : Tuhan Ada Bersama Dalam Duka. Ayub 3 : 20 – 26; Yohanes 9 : 1 – 7. Manusia sebagai makluk berpikir membuatnya selalu berusaha mencari jawab untuk mengerti demi memuaskan rasa ingin tahu dan tanya. Tapi sampai kapanpun manusia tidak akan berhenti bertanya. Saat sakit, ditimpa masalah dan kematian menerpa orang-orang benarSelasa, 27 Juli 2021 Edit Janji berarti ucapan yang menyatakan kesanggupan untuk melakukan atau memberi sesuatu. Janji berisi kesepakatan dari pihak – pihak yang terikat perjanjian. Janji juga memberikan pengharapan untuk pihak yang menerima janji. Pemazmur dalam bacaan Mazmur 11949-50, berbicara tentang janji Allah. Janji Allah, menghidupkan pemazmur dari kematiannya dalam dosa dan pelanggaran masa lalu. Janji Allah membangun kehidupan seseorang untuk lebih kuat dalam iman. Janji Allah membuat orang-orang percaya semakin teguh berpegang pada Firman Tuhan. Dalam pergumulan dan deritanya, pemazmur menyatakan keyakinan iman “Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku.” Janji Tuhan, itulah yang menghiburkan Hari ini kita diperhadapkan dengan kematian. Akhir – akhir ini peristiwa kematian terjadi di mana – mana. Kematian sungguh membawa dukacita di hati keluarga. Peristiwa kematian sungguh mengguncangkan iman kita yang masih hidup. Dalam dukacita dan di tengah kenyataan kematian ini Firman Tuhan menguatkan kita bahwa pegangan kehidupan kita adalah Tuhan dan janjiNya menguatkan kita. Kematian memang sebuah misteri bagi manusia, tak ada seorangpun yang tahu kapan, di mana dan cara kita mengalami kematian. Tapi misteri kematian hanya dapat dimengerti, dipahami dan diterima dalam iman kepada Tuhan. Bahwa Tuhan adalah Allah yang kekal yang berkuasa baik atas kehidupan maupun kematian. Hari ini, keluarga berduka, kita semua berduka karena kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup keluarga, persekutuan gereja dan masyarakat. Janji penyertaan Allah memampukan kita mengalami sukacita dalam hadirat Tuhan. Ia yang berjanji menyediakan bagi kita bagian hidup kekal yang penuh sukacita dalam damai sejahtera bersama Bapa di Sorga yang kekal. Mazmur 119 adalah pasal terpanjang dalam Alkitab. Mazmur ini menegaskan keyakinan bahwa hidup orang beriman yang berpegang pada Tuhan akan berbahagia. Hidup memang tidak terlepas dari sengsara tapi Firman Allah menjadi penghiburan dan kekuatan. Firman Tuhan adalah harta yang memberi damai bagi hati dan jiwa. Hidup dalam FirmanNya membuat kita bertumbuh dalam kasih karunia dan kebenaran. Yesus Firman yang hidup itu akan memulihkan, menghibur dan memberi kekuatan bagi keluarga dan kita sekalian sehingga kita tidak tergoncang bahkan oleh dukacita dan kematian sekalipun. Firman Tuhan ini mengajak keluarga dan kita semua untuk mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya sumber penghiburan dan pengharapan dalam kesengsaraan. Bagaimanapun situasi dunia janganlah menyimpang dari Taurat Tuhan. Setialah dalam persekutuan orang – orang yang takut akan Tuhan. Hadapilah dukacita dengan iman. Meskipun terkadang kehidupan ini seperti menelan pil pahit. Janii Tuhan terasa jauh ketika kenyataan hidup berbeda. Janji-janji Tuhan adalah sumber kekuatan kita. Janji Tuhan sangat bisa dipercaya bahkan saat kesesakkan menghimpit kita. Janji Tuhan menyegarkan jiwa kita sehingga kita mampu bertahan di tengah kesesakan. Terkadang yang sesungguhnya kita butuhkan bukan sebuah jawaban doa seperti sebuah sulap. Yang kita butuh adalah Firman Allah yang hidup, janji penyertaan Tuhan dan kekuatan Roh Kudus untuk menghadapi segala perkara. Firman Tuhan menguatkan hati keluarga dan kita semua yang rapuh dan pedih karena dukacita. Janji Allah memberi pengharapan ketika ada banyak perkara terjadi seperti Covid 19 dan lain sebahainya. Almarhum kekasih kita telah mengakhiri segala hidupnya. Maut sudah menjemputnya, kematian mengakhiri seluruh perjalanan hidupnya di dunia ini, tapi kematian juga mengawali keselamatan abadi yang disediakan Tuhan baginya. Relakanlah kepergiannya sambil percaya bahwa kelak kita kan berjumpa dalam Sorga Kekal. Secara khusus bagi anak – anak yang ditinggalkan, teladanilah karya – karya dan perbuatan baik dari Almarhum. Hadapilah dukacita ini dengan melanjutkan karya – karya pelayanan dan kesetiaan bapa bagi Tuhan. Bagi kita sekalian yang ditinggalkan, hadapilah dukacita dengan menghargai nafas, kehidupan dan kesempatan berkarya yang Tuhan beri. Allah yang setia menggenggam tangan kita sampai akhir. Di dalam tangan-Nya ada penghiburan dan berkat. Amin.
KetaatanYesus mengakibatkan kita beroleh keselamatan sehingga Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah- Berikut ini naskah khutbah Jumat yang membahas tentang 'Bakti Seorang Anak kepada Orang Tua yang Telah Meninggal'. Sebagai seorang anak, kita wajib berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua tidak hanya bisa dilakukan selagi mereka hidup. Walapun orang tua sudah meninggal, kita dapat mengirimkan doa kepada mereka. Dikutip dari laman Pondok Pesantren dengan judul asli Khutbah Jumat Berbakti kepada Orang Tua yang Telah Meninggal yang disusun oleh Nur Muhammad Alfatih. Baca Juga Khutbah Jumat 2022 Tips agar Hidup Menjadi Nyaman, Perbanyak Sholawat Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ الْقَائِلُ وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ قَضَى بِعِبَادَتِهِ وَبِرُّ الْوَالِدَيْنِ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَامُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ مَنْ اَرْشَدَ النَّاسَ إِلَى الْبِرِّ وَحُسْنُ الْخُلُقِ . صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ Para hadirin jamaah sholat jumat yang dirahmati oleh Allah SWT. Orang tua menjadi sebab hidup dan wujudnya seorang anak di dunia. Peran orang tua sangat besar dalam mewarnai hidup anaknya. Maka kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam al-Quran surah al-Isra' ayat 23, Editor Wilda Wijayanti Sumber Tags Terkini ubk43cA.